Jumat, 19 Juli 2019

LAND CLEARING TAHAP 1


Bulan Juli yang sangat melelahkan bagi kami dalam memulai pekerjaan Land Clearing tahap 1 di tempat rencana produksi awal yang berlokasi di Boboklu, Simpang Silaoinan, Siberut Selatan. Mentawai.
 
“Terseok-seok” itulah gambarannya, tinggal ditengah hutan ditemani kicauan burung dan tetesan gerimis hujan tak menyurutkan kami dalam mengawali proses pengerjaan tahap awal ini.

 



Land Clearing tahap awal ini dilakukan untuk memastikan kecocokan lokasi dan posisi bangunan sederhana serta ketersediaan air dan lokasi penjemuran tepung yang memungkinkan kemudian pembersihan lokasi.
Dikomandai oleh Jonaus Salebbay beserta Ayahandaku Jairus Salebbay tahap awal ini akhirnya berjalan sesuai rencana awal.

Tahap berikutnya adalah pemasangan utility seperti Mesin penggerak, Bak-bak penampungan serta pemasangan tenda darurat. Tunggu kami di cerita berikutnya.....

“masua rere masua lolokkat”

Senin, 15 Juli 2019

SISAKAN UNTUK BESOK

https://www.perfectwavetravel.com/au/surf-trips/indonesia/mentawai

SISAKAN UNTUK BESOK
Oleh: Jalius Salebbay

Pesonaku terlihat berbinar-binar di ufuk Barat Pulau Sumatera, terbentang 6.011,35 km2 luasnya dengan berbagai warna warni kehidupan alam yang merajutku. Tak kau sangka isiku dapat memberimu kehidupan. Jauh dari hingar-bingar dan suasana hiruk-pikuk gesekan rel dan bentangan trotoar dan bisingnya pabrik dengan lampu berkedip sana-sini membuatku berbeda dengan titipan sang Ilahi lainnya.

135 km jaraknya aku dengan suara bising itu, aku tinggal bersama 107 gugusan lainnya yang kau namai “tobbou” terbagi menjadi empat bagian besar bukan berarti 103 lainnya bukan teman-temanku. Engkau mengatakan aku sudah ada sejak 500 ribu tahun lalu, karena lamanya itu aku mengalami perubahan. Hasil ceritamu terdapat 65% binatang menyusui endemik dan ada 14 macam burung endemik, aku sendiri tidak menyadarinya. Berkat semuanya ini engkau memberikan aku penghargaan yang membuatku cukup tersanjung, gelar yang kau berikan tahun 1981 itu bernama Cagar Biosfer Dunia. Gelar itu kau sematkan disalah satu bagian tubuh indahku, Siberut betulah kau sebut namanya.

Barisan pohon menjulang tinggi memagarimu disepanjang garis pantaiku, panorama laut biru dan aroma laut sungguh memanjakan mata. Ditutupi meranti, kruing, benuang, durian dan nangka hutan itulah bukit dan gunung pelarian ketika penat datang melandamu, kau datang dan pergi menikmatinya sesukamu. Disana ada palma, pandan, rotan dan gulma-gulma yang bertebaran didahan pohon memikat hati untuk dijadikan korban berkodak. Didalamku tersimpan yang kau sebut primata endemik kau beri nama bokkoi (Macaca Pagensis), joja (Presbytis potensziani siberu), bilou (Hylobates klosii) dan simakobu (Nasalis concolor siberu). Kiri-kanan perutku, kau akan temui pepohonan sagu yang dibelakangnya ada ladang keladi, pisang, pohon pinang hasil karya tanganmu sendiri. Jauh dari pandangan keramaian dan dentuman suara mesin membuat pesonaku semakin terpancar teduh dibawah panasnya sang Surya. Bumi Sikerei, itulah nama yang kau berikan kepadaku.

Surga kecil yang menghadap Samudra Hindia ini, tempat dimana kau belajar merangkak, bermain hingga berlari kesana kemari, tempat dimana sang leluhurmu meminta obat kepadaku ketika engkau sakit dan bahkan memintaku untuk terus menjaga dan memelihara kehidupanmu. Beratap rumbiah, bertiang kayu dengan lilitan tali rotan terlihat disekujur tubuh rumahmu, semua yang engkau butuhkan untuk berteduh selama hidupmu tercukupi dan tak perlu engkau membayarnya, semuanya itu daripadaku. Segala kebutuhan adonan masakanmu juga telah tersedia dengan lauk dan sayur yang melimpah ruah. Ambillah secukupnya saja, sisakan persediaan untuk anak-anakmu besok. Namun saat ini pesona yang kubanggakan mulai luntur, engkau mulai dengan memasukkan manusia besi di  perutku sejak 1971, lanjut tahun 1993, kemudian tidak berhenti disitu, akhirnya tahun 2007 kau berhenti.


Tidak ada puasnya kau menggangguku, tahun 2018 kau izinkan si manusia besi itu masuk lagi merusak tatanan hidupku, kini aku tak berdaya dan hidupku akan terusik hingga 2051 nanti karena perjanjianmu dengan teman-temanmu. Akibat ulahmu, jangan mengharapkan kekayaan itu lagi. Yang kau sebut kekayaan hutan, keragaman hayati, hewan endemik semua akan hilang, engkau akan merasakan amarahku nanti. Air mataku akan membanjiri sungai-sungai, membuatnya keruh dan kau akan kesusahan mencari air bersih untuk mencuci baju anakanakmu. Kini mulai banyak orang yang mengenal aku, mulai banyak yang bermain denganku dan mulai banyak pula yang bermain-main denganku, aku mengetahui dan melihatnya. Mulai banyak orang yang membicarakanku, menggosipiku dan bahkan ingin merusakku, kemanakah engkau, mengapa tidak menolongku “apa yang kau kwatirkan aku bisa menghidupimu!”.

Engkau mulai meninggalkan aku, atap dan tiang rumahmu sudah berganti menjadi besi dengan gambar warna-warni di dindingnya, adonan masakan dan sayur yang telah disediakan dalam plastik tertutup rapat dan bersegel itu, seolah-olah segelnya mencerminkan khasiatnya, padahal aku tahu isinya lebih baik dari yang kuberikan tempo hari. Lauk yang kau peroleh tidak lagi daripadaku melainkan dari ikan yang kau bunuh dan kau simpan lama dalam besi berkemasan rapat itu. Mengapa engkau tidak langsung mengambilnya hidup-hidup dan kau santap, bukankah itu yang sering kau lakukan dulu? Ada apa sekarang?

Tiba saatnya nanti anak-anakmu akan bodoh karena otaknya kosong akan protein dan engkau akan merasakan sesak karena kekurangan oksigen, itu semua karena engkau mulai merusak karang rumah ikanku dan hutan rumah oksigenku. Kemanakah engkau dahulu kala, bukankah engkau sahabatku? Engkau telah menghianatiku dengan membawa teman-temanmu yang berkapal putih dan kau jejerkan dihadapan pantai putihku yang mungil itu dan merubah kesempurnaanku menjadi keinginanmu, tidakkah kau pedulikan perasaanku?

Ohh rupanya engkau telah berubah kawan. Sepertinya engkau mulai mencoba merayuku dengan iming-iming yang kau sebut Pembangunan itu. Kau mulai menawarkan perubahan-perubahan fundamental dan secara diam-diam mencuri dariku. Mencuri hutanku, mencuri ikanku, mencuri karangku, mencuri tanahku, mencuri budaya dan adatku. Jika kau mengambil hutanku dimanakah primataku bermain, engkau mengambil karangku dimanakah ikanku bertelur, mengambil tanahku dimanakah durianku bertumbuh dan mengambil adatku, dimakah aku menemukan sejarah kehidupaku. Dasar kau pencuri! Kini kelakukanmu nyata terjadi, kau ambil hutan lebatku , kini mencari kayu besar sudah susah.

Kau habiskan batukarangku disepanjang pantai, kini cari ikan susah. Kau mulai luluhlantahkan hutanku dan kau ganti dengan Kaliandra, kau akan kesusahan air bersih. Kau rusak hutan mangroveku hingga hebat kerusakannya, pantaimu  akan abrasi, akan susah mencari “kopek/menggu, sikkoira, lilit, torongai dan kawanannya” karena ekosistemnya kau rusak. Sebenarnya kau merusak dan mencari kesusahanmu sendiri! Tapi aku masih punya harapan karena ada 20 orang teman-temanku yang akan berjanji dan berjuang membantuku, semoga mereka mengingat aku, paling tidak memanggil namaku.

Jakarta, Mei 2019

Sekilas Tentang Sagu

Sagu adalah tepung atau olahan yang diperoleh dari pemrosesan teras batang rumbia atau “pohon sagu” (Metroxylon sagu Rottb.). Tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka sehingga namanya sering kali dipertukarkan, meskipun kedua tepung ini berbeda.
29f256eb63de8f95e338a6kkn-55740
https://juliandes.wordpress.com/2017/11/25/sagusekilas-tentang-sagu/
Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan

Pemanenan sagu

Sagu dipanen dengan tahap sebagai berikut:

  1. Pohon sagu dirubuhkan dan dipotong hingga tersisa batang saja.
  2. Batang dibelah memanjang sehingga bagian dalam terbuka.
  3. Bagian teras batang dicacah dan diambil.
  4. Teras batang yang diambil ini lalu dihaluskan dan disaring.
  5. Hasil saringan dicuci dan patinya diambil.
  6. Pati diolah untuk dijadikan tepung atau dikemas dengan daun pisang (dinamakan “basong” di Kendari).
Pohon sagu dapat tumbuh hingga setinggi 20 m, bahkan 30 m. Dari satu pohon dapat dihasilkan 150 sampai 300 kg pati. Suatu survei di Kabupaten Kendari menunjukkan bahwa untuk mengolah dua pohon sagu diperlukan 4 orang yang bekerja selama 6 hari.Tanaman sagu dapat berperan sebagai pengaman lingkungan karena dapat mengabsorbsi emisi gas karbondioksida yang berasal dari lahan rawa dan gambut ke udara

Kandungan gizi

epung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya.
Seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Di dalamnya rata-rata terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg kalsium, 1,2 mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah sangat kecil.

Networking LATCO

Pelantikan Pengurus ATAKNAS DKI JAKARTA Periode 2019-2023.

 2 (dua) Orang Pendiri CV.LATCO KARYA MANDIRI (Jalius Salebbay,MT & Rusdian Salebbay, SE) ikut ambil bagian di Asosiasi ini. Kami menyadari sebagai pengusaha pemula perlu membuka jejaring dan relasi seluas-luasnya guna pengembangan dan keterampilan diri untuk mempersiapkan pengeloaan dan manajerial  yang baik. Tidaklah muda bagi kami melakukannya sejak awal. Kami meyakini kegagalan dan keberhasilan selalu datang, untuk itu kami mempersiapkan diri untuk hal itu. Semoga upaya dan usaha ini senantiasa diberi kemudahan oleh-Nya. Amin.

Sabtu, 15 Juni 2019

Profil Singkat CV. LATCO KARYA MANDIRI


CV. LATCO KARYA MANDIRI merupakan Badan Usaha Mikro Kecil yang bergerak pada bidang Jasa dan Perdagangan Umum yg berdiri pada Juni 2019. CV.LATCO KARYA MANDIRI  didirikan oleh pengusaha Muda asal  Mentawai, Jalius Salebbay. Selain itu beberapa Pendiri lainnya Maria Imakulata dan Rusdian Salebbay ikut ambil bagian dalam berdirinya Perusahaan ini. Perusahaan kecil ini resmi berdiri dengan NIB No.9120209612968 pada 26 Juni 2019. CV. LATCO KARYA MANDIRI telah memiliki izin lokasi usaha dan Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK), semua proses berdirinya perusahaan kecil ini sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik melalui OSS Republik Indonesia.
Kontak kami

Langkah pertama dikerjakan  adalah melalui perdagangan umum. Saat ini  CV. LKM memproduksi tepung sagu basah dengan kadar air 10%. Lokasi Produksi berada di Sungai Silaoinan, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai. Tepung sagu ini akan  di distribusikan ke kota Padang-Riau hingga Jakarta.